LAPORAN OBSERVASI KONSUMSI TIDAK BERKELANJUTAN
Lokasi Pengamatan
Kantin Kampus
Waktu Pengamatan
Pukul 11.30–12.30 WIB
Durasi
± 60 menit
Menurut Sudut Pandang saya
Tabel Hasil Pengamatan Konsumsi Tidak Berkelanjutan
| No | Perilaku Konsumsi Tidak Berkelanjutan (Deskripsi Singkat) | Frekuensi/Tingkat Kejadian | Dampak Negatif Utama |
|---|---|---|---|
| 1 | Membeli air mineral kemasan botol sekali pakai lalu langsung dibuang setelah sekali minum | Sangat sering | Penumpukan sampah plastik |
| 2 | Makanan dibungkus dengan styrofoam dan plastik meskipun dimakan di tempat | Sering | Sampah sulit terurai dan pencemaran lingkungan |
| 3 | Mengambil nasi dan lauk berlebihan, tetapi tidak dihabiskan | Sering | Pemborosan makanan |
| 4 | Penggunaan sedotan plastik untuk minuman yang tidak memerlukannya | Sangat sering | Limbah plastik sekali pakai |
| 5 | Tidak memilah sampah dan membuang semua jenis sampah ke satu tempat | Sering | Menyulitkan proses daur ulang |
Analisis Penyebab Perilaku Konsumsi Tidak Berkelanjutan
Berdasarkan hasil pengamatan, terdapat tiga perilaku yang paling sering terjadi, yaitu penggunaan botol plastik sekali pakai, pemborosan makanan, dan penggunaan kemasan sekali pakai.
Pertama, penggunaan botol plastik sekali pakai terjadi karena faktor kepraktisan dan kebiasaan. Banyak mahasiswa memilih membeli air minum kemasan karena mudah didapat dan harganya terjangkau. Selain itu, kurangnya fasilitas air minum isi ulang membuat mahasiswa tidak memiliki alternatif lain yang lebih ramah lingkungan.
Kedua, pemborosan makanan terjadi karena kurangnya kesadaran konsumen dalam mengambil porsi makanan. Mahasiswa cenderung mengambil makanan berlebihan tanpa mempertimbangkan kemampuan untuk menghabiskannya. Tidak adanya edukasi terkait dampak pemborosan makanan juga memperparah perilaku ini.
Ketiga, penggunaan kemasan sekali pakai seperti styrofoam dan plastik disebabkan oleh kebijakan penjual yang mengutamakan kecepatan pelayanan. Penjual memilih kemasan praktis tanpa mempertimbangkan dampak lingkungan, sementara konsumen jarang membawa wadah makan sendiri.
Saran dan Rekomendasi Solusi
-
Penyediaan fasilitas ramah lingkungan
Pengelola kantin dapat menyediakan dispenser air minum isi ulang serta tempat sampah terpilah (organik, plastik, dan kertas) untuk mengurangi sampah plastik. -
Edukasi dan kampanye kesadaran lingkungan
Pemasangan poster atau banner edukatif mengenai dampak sampah plastik dan pemborosan makanan dapat meningkatkan kesadaran mahasiswa. -
Mendorong kebiasaan konsumsi berkelanjutan
Mahasiswa dianjurkan membawa botol minum dan wadah makan sendiri, serta mengambil makanan secukupnya sesuai kebutuhan.
