ANALISIS GREEN SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (GSCM)
Studi Kasus: Aki Mobil (Aki Timbal-Asam 12V)
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Peningkatan jumlah kendaraan bermotor di Indonesia berdampak langsung pada meningkatnya kebutuhan komponen kendaraan, salah satunya aki mobil. Aki mobil merupakan komponen vital yang berfungsi sebagai sumber energi listrik untuk menghidupkan mesin dan sistem kelistrikan kendaraan. Namun, aki mobil juga memiliki potensi dampak lingkungan yang besar karena mengandung bahan berbahaya seperti timbal (Pb) dan asam sulfat.
Rantai pasok aki mobil, mulai dari pengadaan bahan baku hingga akhir masa pakai, berpotensi menimbulkan pencemaran lingkungan apabila tidak dikelola dengan baik. Oleh karena itu, penerapan konsep Green Supply Chain Management (GSCM) menjadi penting untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan tanpa mengurangi fungsi dan kualitas produk.
1.2 Pemilihan Produk
Produk yang dipilih dalam analisis ini adalah aki mobil timbal-asam 12 volt, karena:
-
Digunakan secara luas pada kendaraan konvensional
-
Memiliki rantai pasok yang kompleks
-
Mengandung material berbahaya sehingga relevan untuk analisis GSCM
2. Pemetaan Rantai Pasok Konvensional
2.1 Pemetaan Rantai Pasok
Rantai pasok konvensional aki mobil terdiri dari lima tahapan utama sebagai berikut:
-
Pengadaan Bahan Baku (Sourcing)Bahan baku utama aki mobil meliputi timbal primer hasil pertambangan, plastik polypropylene (PP) untuk casing, serta asam sulfat sebagai elektrolit.
-
Produksi / ManufakturProses produksi meliputi peleburan timbal, pembuatan pelat aki, pembuatan casing plastik, pengisian elektrolit, dan perakitan akhir. Tahap ini membutuhkan energi listrik dan air dalam jumlah besar.
-
Logistik Masuk & Keluar (Inbound/Outbound Logistics)Bahan baku dan produk jadi diangkut menggunakan truk berbahan bakar diesel dari pemasok ke pabrik, lalu ke distributor.
-
Distribusi dan RitelAki didistribusikan melalui gudang distributor, toko sparepart kendaraan, dan bengkel sebelum sampai ke konsumen akhir.
-
Akhir Masa Pakai (End-of-Life)Aki bekas umumnya dikumpulkan oleh pengepul, namun sebagian masih dibuang tanpa pengelolaan yang sesuai standar lingkungan.
2.2 Diagram Alir Rantai Pasok Konvensional
3. Analisis Dampak Lingkungan
Berdasarkan pemetaan rantai pasok di atas, terdapat dua titik kritis utama yang memberikan dampak lingkungan terbesar.
Titik Kritis 1: Pengadaan Bahan Baku
Penggunaan timbal virgin dari aktivitas pertambangan menimbulkan berbagai masalah lingkungan seperti kerusakan lahan, pencemaran air, serta emisi gas rumah kaca. Selain itu, timbal merupakan logam berat berbahaya yang dapat mengancam kesehatan manusia dan ekosistem.
Titik Kritis 2: Akhir Masa Pakai (End-of-Life)
Pengelolaan aki bekas yang tidak sesuai standar berpotensi menyebabkan kebocoran timbal dan asam sulfat ke tanah dan air. Hal ini dapat mencemari lingkungan dan menimbulkan risiko kesehatan bagi masyarakat sekitar.
4. Usulan Strategi Green Supply Chain Management (GSCM)
Strategi 1: Pengadaan Hijau (Green Sourcing)
Perusahaan disarankan mengganti sebagian besar timbal virgin dengan timbal daur ulang. Implementasi dilakukan melalui kerja sama dengan perusahaan daur ulang aki yang memiliki izin resmi. Strategi ini dapat mengurangi ketergantungan pada pertambangan dan menurunkan dampak kerusakan lingkungan.
Strategi 2: Produksi Hijau (Green Manufacturing)
Penerapan efisiensi energi pada proses peleburan timbal, seperti penggunaan tungku hemat energi dan sistem kontrol emisi. Strategi ini bertujuan menurunkan konsumsi energi dan emisi gas rumah kaca selama proses produksi.
Strategi 3: Reverse Logistics
Penerapan sistem pengembalian aki bekas (take-back system) dengan memberikan insentif kepada konsumen. Aki bekas yang terkumpul kemudian didaur ulang secara aman dan terkontrol sehingga mencegah pencemaran lingkungan.
5. Kesimpulan dan Rekomendasi
Analisis ini menunjukkan bahwa rantai pasok konvensional aki mobil memiliki dampak lingkungan yang signifikan, terutama pada tahap pengadaan bahan baku dan akhir masa pakai produk. Penerapan Green Supply Chain Management melalui green sourcing, green manufacturing, dan reverse logistics dapat secara efektif mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
6. Daftar Pustaka
-
Srivastava, S. K. (2007). Green supply-chain management: A state-of-the-art literature review. International Journal of Management Reviews.
-
Sarkis, J., Zhu, Q., & Lai, K. H. (2011). An organizational theoretic review of green supply chain management literature. International Journal of Production Economics.
-
Zhu, Q., & Geng, Y. (2013). Drivers and barriers of green supply chain management. Journal of Cleaner Production.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar