JURNAL 12 Trends and Opportunities in Sustainable Manufacturing: A Systematic Review of Key Dimensions from 2019 to 2024 — Sustainability, 2025. MDPI
5 POIN-POIN PENTING / RANGKUMAN
Rangkuman Mendalam dan Poin-Kunci
-
Metodologi dan Ruang Lingkup Penelitian
-
Penulis melakukan systematic literature review atas 181 publikasi dari periode 2019 hingga 2024, dari jurnal-terkemuka (termasuk Q1 dan artikel dengan sitasi tinggi) yang membahas manufaktur berkelanjutan.
-
Kata kunci yang digunakan meliputi: sustainable manufacturing, circular economy, Industry 4.0, green practices, digital twin, lean manufacturing, smart logistics, green supply chain. Analisis tematik digunakan untuk mengidentifikasi tren, gap penelitian, dan peluang ke depan.
-
-
Distribusi Dimensi Keberlanjutan yang Diteliti
Penelitian memperlihatkan bahwa tidak semua dimensi keberlanjutan diteliti dengan intensitas yang sama. Berikut distribusinya:-
Green Manufacturing menempati porsi terbesar (~38 %) dari keseluruhan studi. Fokus pada pengurangan limbah, konservasi sumber daya, energi terbarukan.
-
Lean Manufacturing sekitar 26,7 %. Pendekatan untuk meminimalisasi waste (material, waktu, tenaga kerja), efisiensi operasional.
-
Sustainable Supply Chain (~20-21 %) sebagai salah satu yang stabil terus dibahas. Transparansi, traceability, efisiensi dalam rantai pasok menjadi perhatian.
-
Energy Efficiency relatif lebih kecil porsinya (~14,4 %) dibanding yang lain, tapi ada pertumbuhan kembali setelah tahun-tahunnya terdampak pandemi.
-
-
Tren dan Perubahan dari Tahun ke Tahun (2019-2024)
-
2019: tahun dengan jumlah publikasi cukup tinggi yang membahas konsep dasar seperti green manufacturing, lean, supply chain berkelanjutan.
-
2020-2021: terjadi penurunan atau stagnasi publikasi karena faktor eksternal (termasuk pandemi COVID-19). Fokus lebih ke adaptasi dan mitigasi gangguan rantai pasok, digitalisasi secepatnya.
-
2022-2024: pertumbuhan kembali publikasi dengan topik yang makin “maju”: integrasi teknologi seperti AI, digital twins, blockchain; juga penekanan pada circular economy, pengembangan material berkelanjutan, supply chain yang lebih hijau.
-
-
Teknologi sebagai Pendorong Utama Keberlanjutan
Beberapa teknologi yang sering muncul sebagai alat atau solusi dalam studi-studi tersebut:-
AI dan Machine Learning: digunakan untuk optimasi proses produksi, prediksi kegagalan, pengurangan limbah & konsumsi energi.
-
Digital Twin: simulasi dan virtualisasi sistem pabrik / produksi, memungkinkan pengujian berbagai skenario tanpa harus mengganggu produksi nyata, membantu optimasi resource.
-
Blockchain: terutama untuk transparansi dan pelacakan dalam supply chain, memastikan sumber bahan, penggunaan material, dan akhirnya limbah dapat dilacak dan dikelola dengan baik. IoT & Smart Sensors: pemantauan real-time terhadap penggunaan energi, kondisi mesin, kualitas output, limbah; mendukung maintenance prediktif dan pemanfaatan sumber daya yang lebih efisien.
-
-
Dampak Global seperti Pandemi dan Respons di Sektor Manufaktur
-
Pandemi COVID-19 menjadi katalis yang mempercepat adopsi teknologi digital dan mengubah prioritas keberlanjutan: fokus ke ketahanan rantai pasok, fleksibilitas operasional, dan mitigasi risiko.
-
Banyak penelitian menyebutkan bahwa gangguan selama pandemi membuat perusahaan dan industri melihat ulang strategi keberlanjutan dan mempercepat investasi dalam otomasi dan teknologi cerdas.
-
-
Gap / Kekurangan yang Teridentifikasi
Beberapa aspek yang masih kurang mendapat perhatian atau butuh penelitian lebih lanjut:-
Dimensi Sosial: kesejahteraan pekerja, pengaruh otomatisasi terhadap pekerjaan, pelatihan dan ketrampilan baru, dampak terhadap komunitas lokal.
-
Regulasi dan Kebijakan: bagaimana regulasi dapat mengejar perkembangan cepat teknologi; insentif untuk SMEs; regulasi lintas negara; adaptasi kebijakan terhadap teknologi baru.
-
Infrastruktur dan Kapasitas di Negara Berkembang: termasuk akses ke teknologi, kesiapan tenaga kerja, ketersediaan finansial, dan keterbatasan digital (internet, jaringan, sensor) untuk mengimplementasi solusi berteknologi tinggi.
-
Biaya Implementasi & Integrasi Sistem: terutamanya beban awal, integrasi terhadap sistem lama (legacy system), risiko kegagalan/penolakan internal.
-
-
Kasus Nyata dan Contoh Implementasi yang Berhasil
Penulis menyertakan beberapa studi kasus yang memberikan gambaran konkret:-
Contoh perusahaan besar seperti Siemens, Unilever dengan penerapan blockchain, sistem pengelolaan limbah berbasis AI, dan digitalisasi rantai energi ‒ menunjukkan pengurangan limbah/material/emisi.
-
Contoh di Indonesia: PT Indocement melakukan optimasi yang mengurangi konsumsi gas alam dan meningkatkan adopsi manufaktur digital di kalangan UKM.
-
-
Peluang Penelitian dan Arah Ke Depan
Beberapa rekomendasi yang muncul dari jurnal:-
Pengembangan indikator keberlanjutan sosial yang lebih jelas dan dapat diukur.
-
Studi longitudinal (jangka panjang) terhadap dampak sosial & ekonomi dari transisi ke manufaktur berkelanjutan.
-
Penelitian lebih lanjut tentang regulasi responsif terhadap teknologi seperti AI, blockchain, digital twin; bagaimana kebijakan bisa mendukung adopsi teknologi tersebut di berbagai konteks regional.
-
Fokus pada UKM dan negara berkembang agar tidak tertinggal dan bisa ikut dalam revolusi manufaktur berkelanjutan.
-
Integrasi antara aspek teknologi, lingkungan, sosial, dan kebijakan agar keberlanjutan tidak hanya menjadi jargon tetapi terwujud dalam praktik nyata di industri.
-
-
Kontribusi Teoritis dan Praktis
-
Teoritis: memperluas konsep Triple Bottom Line (lingkungan, sosial, ekonomi) dalam konteks era digital; menyediakan kerangka yang lebih inklusif dan terkini.
-
Praktis: rekomendasi untuk industri (termasuk SMEs) agar lebih cepat mengadopsi teknologi, bagi pemerintah agar membuat kebijakan yang adaptif, penyediaan pelatihan, insentif keuangan, dan standar regulasi.
-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar