IDENTIFIKASI 4 KATEGORI DAMPAK LINGKUNGAN
| Kategori Dampak | Data Input Terkait (dari LCI) | Potensi Dampak Lingkungan |
|---|---|---|
| Global Warming Potential (GWP) | - Material: PET (polimer berbasis minyak fosil) untuk botol dan sebagian komponen tutup/label. - Energi proses: produksi PET & bentuk botol membutuhkan listrik & bahan bakar (pemanasan, ekstrusi, blow molding). - Transport: distribusi produk (pabrik → pusat distribusi → retail) menggunakan truk/angkutan berbahan bakar fosil. - Akhir hidup: pembuangan ke landfill atau pembakaran terbuka/TPA. | - Emisi CO₂-eq tinggi dari pembuatan PET (feedstock berbasis minyak) dan konsumsi energi proses → kontribusi besar ke perubahan iklim. - Transport berkontribusi tambahan emisi CO₂. - Pembakaran/ landfill menghasilkan CO₂ dan potensi metana (anaerobik) dari sampah tercampur. |
| Acidification | - Penggunaan bahan bakar diesel untuk transport dan dalam proses produksi (boiler, generator). - Emisi SO₂/NOx dari fasilitas produksi energi fosil dan kendaraan pengangkut. | - Emisi NOx dan SO₂ dapat mengendap sebagai hujan asam → merusak tanah, vegetasi, dan kualitas air lokal; mempercepat korosi infrastruktur. - Dampak lebih terasa dekat sumber produksi dan jalur distribusi. |
| Resource Depletion (Fossil fuel & Raw material use) | - Bahan baku: PET berbasis minyak bumi (virgin PET) untuk botol. - Konsumsi energi fosil di seluruh rantai (petrokimia, listrik berbasis fosil). - Penggunaan air proses di pabrik. | - Pengurasan sumber daya tak terbarukan (minyak bumi) untuk feedstock PET. - Ketergantungan pada energi fosil mempercepat habisnya sumber dan menambah kerentanan pasokan. - Jika botol tidak didaur ulang, akumulasi material baru mempercepat deplesi. |
| Eutrophication / Human Toxicity — ringkasan singkat | - Limbah cair/limbah proses (pabrik pembersihan/pewarnaan label) dan kebocoran bahan kimia dari fasilitas; limbah cair domestik jika botol terkontaminasi saat dibuang. | - Nutrien/ zat beracun dari limbah proses dapat menyebabkan eutrofikasi perairan lokal atau menimbulkan risiko kesehatan jika terkontaminasi. |
Interpretasi Singkat
-
Kategori paling signifikan:
-
Global Warming Potential (GWP) dan Resource Depletion kemungkinan menjadi kategori paling signifikan untuk botol PET single-use. Alasan: PET berasal dari minyak fosil dan proses produksinya relatif intensif energi; plus transport berulang untuk produk sekali pakai meningkatkan emisi jejak karbon per unit.
-
Acidification bersifat signifikan secara lokal (dekat pabrik atau rute transportasi) tetapi biasanya lebih rendah kontribusinya terhadap keseluruhan skor dibanding GWP pada produk plastik packaging.
-
-
Rekomendasi Pengurangan Dampak:
-
Light-weighting: kurangi massa plastik per botol (mengurangi bahan baku & emisi produksi).
-
Pindah ke rPET (recycled PET): gunakan persentase tinggi PET daur ulang sebagai bahan baku untuk menurunkan kebutuhan virgin feedstock dan jejak karbon.
-
Optimasi rantai distribusi: rute distribusi efisien, penggunaan armada fuel-efficient atau bahan bakar rendah karbon untuk mengurangi emisi transport.
-
Refill & reuse systems: dorong penggunaan stasiun isi ulang (refill) atau returnable bottle system agar frekuensi pembuatan botol baru menurun drastis.
-
Improve end-of-life management: program pengumpulan/take-back, pilot deposit scheme, kerja sama dengan daur ulang lokal untuk meningkatkan recovery rate.
-
Energi terbarukan di pabrik: mengganti listrik dari grid fosil dengan energi terbarukan / pemanfaatan waste heat untuk proses.
-
-
Alternatif Bahan / Proses yang Lebih Ramah Lingkungan (beserta trade-offs):
-
rPET (recycled PET) — pro: mengurangi kebutuhan minyak virgin & GWP; kontra: kualitas material dan kebutuhan rantai pasok daur ulang yang andal.
-
Kaca — pro: material inert dan sangat dapat didaur ulang; kontra: berat → emisi transport lebih tinggi dan energi smelting tinggi. Cocok untuk refill loop lokal, bukan distribusi massal.
-
Aluminium (kaleng) — pro: sangat dapat didaur ulang & siklus daur ulang ekonomis; kontra: energi primer tinggi untuk produksi aluminium baru (tetapi daur ulang jauh lebih rendah energinya).
-
Bioplastik (PLA, PHA) — pro: berbasis biologis/komposabel; kontra: memerlukan fasilitas kompos industri, dapat bersaing dengan pangan, dan tidak selalu lebih rendah GWP jika dihitung keseluruhan siklus hidup.
-
Model layanan (refill / reuse) — pro: mengurangi kebutuhan botol baru; kontra: butuh infrastruktur distribusi balik dan perubahan perilaku konsumen.
-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar