Dokumen LCA Awal — Sabun Cair Lifebuoy
1. Tujuan Studi (Goal)
Menilai potensi dampak lingkungan relatif dari 1 liter sabun cair Lifebuoy sepanjang siklus hidupnya (cradle-to-grave) untuk penggunaan cuci tangan rumah tangga, sebagai dasar identifikasi hot-spots lingkungan dan kebutuhan data untuk studi LCA lengkap.
2. Unit Fungsional
1 liter sabun cair Lifebuoy (produk jadi) digunakan untuk mencuci tangan di rumah tangga.
Catatan: jika tugas membutuhkan per-use basis, unit fungsional alternatif = 1.000 pencucian tangan (dengan asumsi 1 mL per pencucian — sesuaikan bila perlu).
3. Lingkup Studi (Scope)
-
Termasuk: ekstraksi bahan baku (mis. surfaktan berbasis minyak/palm oil derivatives, glikol, air), produksi bahan aktif, formulasi & pengisian pabrik, kemasan primer (botol PET atau HDPE + tutup + label), distribusi ritel (transport antar pabrik → gudang → ritel), penggunaan rumah tangga (percampuran dengan air, pelepasan ke air limbah rumah), pengolahan limbah (sewage treatment plant asumsi), akhir hidup kemasan (didaur ulang/insinerasi/TPA sesuai skenario), inventaris energi dan transport.
-
Dikecualikan: dampak pembangunan pabrik, peralatan pabrik minor, pemasaran/promosi (kecuali transport produk), infrastruktur ritel, efek penggunaan tidak langsung (mis. perilaku konsumen di luar penggunaan produk).Asumsi umum: perhitungan dasar massa per liter, botol 500–1000 mL; nilai air limbah diperlakukan melalui WWTP regional; transport rata-rata 500 km jarak distribusi.
4. Diagram Sistem (ketikan / ASCII)
Gunakan diagram ini sebagai representasi alir dan batas sistem:
5. Inventaris Awal Input–Output Utama (per 1 L produk)
A. Tahap Bahan Baku & Produksi
Input utama
-
Bahan aktif (surfaktan, mis. SLS/SLES atau surfaktan berbasis ester) — massa (g) per L
-
Ko-surfaktan/viskosifier (glycol, thickeners)
-
Pengawet, pewangi/fragrance, pewarna, bahan penambah (antibakteri jika ada)
-
Air proses (L) — besar proporsi produk (mis. >70% oleh massa)
-
Energi listrik & bahan bakar untuk pabrik (kWh listrik; MJ bahan bakar)
-
Bahan kemas primer: botol PET/HDPE (g per botol), tutup (g), label (g), wadah kardus/pallet untuk distribusi
Output utama
-
Produk jadi: 1 L sabun cair
-
Emisi udara pabrik: CO₂, NOx, SOx (dari energi dan proses)
-
Limbah padat pabrik: sludge, sisa bahan kimia, kemasan sisa
-
Limbah cair proses (pre-treatment wastewater)
B. Tahap Distribusi
Input
-
Bahan bakar transport (diesel/truk) per km × jarak (assume 500 km rata-rata)
-
Energi untuk penyimpanan di gudang (jika ada)
Output
-
Emisi transport: CO₂, NOx, partikel
-
Potensi kerusakan kemasan selama transport (produk rusak/loss)
C. Tahap Penggunaan
Input
-
Air dari konsumen (untuk membilas/larut) — volume per pencucian (mis. asumsi 1 mL sabun serta 0,5–1 L air bilasan per cuci)
-
Energi panas tidak signifikan (untuk cuci tangan biasanya air dingin)
Output
-
Limbah rumah tangga: sabun terlarut masuk ke sistem air limbah (mengandung surfaktan, fragrance, bahan aktif)
-
Emisi volatil kecil dari pewangi
D. Tahap Pengolahan Limbah & Akhir Hidup
Input
-
WWTP: energi dan bahan kimia untuk pengolahan air limbah
-
Sistem pengelolaan sampah: persentase daur ulang botol vs TPA vs insinerasi
Output
-
Emisi dari WWTP (metana, CO₂, nutrien dilepaskan jika tidak terolah sempurna)
-
Sludge WWTP (dapat ke landfill atau aplikasi lahan)
-
Emisi dari pengolahan akhir kemasan: pembakaran (CO₂, polutan), landfill (potensi bocor), daur ulang (energi untuk proses)
6. Asumsi & Kebutuhan Data untuk LCA Lengkap
Asumsi yang dipakai di dokumen awal ini (harus diverifikasi):
-
Unit fungsional = 1 L produk.
-
Komposisi kasar produk: >60–80% air, 5–20% surfaktan aktif, sisanya (pengawet, pewangi, aditif).
-
Berat botol (500 mL): ~20–40 g PET (sesuaikan dengan spesifikasi kemasan nyata).
-
Rata-rata jarak distribusi: 500 km (kombinasi transport laut & darat).
-
Persentase daur ulang botol: asumsi skenario regional (mis. 20–40% daur ulang, 60–80% TPA/insinerasi — perlu data lokal).
Data yang perlu dikumpulkan untuk LCA lengkap:
-
Komposisi manufaktur (% massa per bahan aktif).
-
Massa kemasan per volume (g botol, tutup, label).
-
Konsumsi energi pabrik per L (kWh listrik, MJ bahan bakar).
-
Emisi proses spesifik & faktor emisi transport lokal.
-
Fraksi akhir hidup kemasan lokal (daur ulang, landfill, insinerasi).
-
Karakterisasi WWTP lokal (efisiensi penghilangan surfaktan/nutrien).
7. Identifikasi Hot-Spots (awal / hipotesis)
Berdasarkan literatur umum untuk produk sabun cair, hot-spots yang kemungkinan besar muncul:
-
Kemasan plastik (botol) — kontribusi massa & CO₂ dari produksi PET dan akhir hidup.
-
Bahan baku surfaktan (berbasis CPO atau kimia sintetis) — jejak emisi dari produksi bahan mentah.
-
Energi pabrik & transport — khususnya jika listrik berbasis bahan bakar fosil atau transport jarak jauh.
-
Penggunaan & pelepasan ke air limbah — dampak ekotoksik potensial dari surfaktan/fragrance jika WWTP tidak efektif.
8. Rekomendasi singkat untuk langkah selanjutnya (praktis)
-
Kumpulkan komposisi formulasi dari data pabrikan atau SDS Lifebuoy.
-
Dapatkan berat kemasan nyata (g per ukuran botol yang dipakai).
-
Pilih skenario akhir hidup (rate daur ulang lokal) dan jarak distribusi aktual.
-
Jalankan inventaris kuantitatif (LCI) → lakukan pemodelan dampak (mis. CO₂ eq, eutrofikasi, toksisitas air) untuk identifikasi kuantitatif hot-spots.
-
Bandingkan opsi perbaikan: penggantian kemasan ringan, peningkatan fraksi daur ulang, formulasi bio-based surfaktan, efisiensi energi pabrik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar