1. Identifikasi Produk
-
Nama produk: Laptop Acer Aspire 3
-
Fungsi utama: Perangkat komputasi untuk belajar, bekerja, browsing, hiburan, dll
-
Perkiraan masa pakai: 4–6 tahun (jika dirawat dengan baik)
2. Fase-Fase Siklus Hidup Produk
| Fase | Deskripsi Singkat |
|---|---|
| Ekstraksi bahan baku | Penambangan logam (aluminium, tembaga, emas, lithium untuk baterai), plastik berbasis minyak bumi |
| Proses produksi | Perakitan komponen elektronik (motherboard, prosesor, layar LCD, baterai), penggunaan energi tinggi di pabrik |
| Distribusi & transportasi | Pengiriman dari pabrik (biasanya China / Taiwan) ke distributor global, via kapal/udara/truk |
| Penggunaan konsumen | Pemakaian harian menggunakan listrik 40–65 watt saat aktif, potensi overheating |
| Akhir masa pakai | Dibuang atau didaur ulang; risiko e-waste karena mengandung logam berat & lithium baterai |
| Fase | Dampak Lingkungan |
|---|---|
| Ekstraksi | Konsumsi energi sangat besar, emisi CO₂ tinggi, kerusakan ekosistem penambangan, limbah tambang |
| Produksi | Konsumsi listrik besar, emisi gas rumah kaca, limbah kimia dari proses pembuatan chip & baterai |
| Distribusi | Emisi karbon dari transportasi global (pengiriman laut/udara) |
| Penggunaan | Konsumsi listrik harian → kontribusi emisi tidak langsung tergantung sumber energi PLN |
| Akhir masa pakai | Limbah elektronik berbahaya (baterai lithium, logam berat), namun potensi daur ulang besar (logam bernilai tinggi) |
4. Refleksi Pribadi
Hal yang paling mengejutkan bagi saya adalah fakta bahwa sebagian besar dampak lingkungan terbesar dari laptop ternyata bukan berasal dari pemakaiannya, melainkan sudah dimulai sejak proses ekstraksi bahan baku dan produksi. Penambangan logam langka dan pembuatan chip ternyata membutuhkan energi luar biasa besar, bahkan jauh lebih tinggi dibanding listrik yang digunakan selama pemakaian harian. Selain itu, saya baru menyadari bahwa laptop termasuk jenis e-waste paling berbahaya karena mengandung logam berat dan bahan kimia yang bisa mencemari tanah dan air jika dibuang sembarangan.
Laptop seharusnya bisa didesain ulang menjadi lebih modular — misalnya RAM dan baterai mudah diganti tanpa membongkar total perangkat. Konsep upgrade tanpa beli baru akan jauh mengurangi tekanan pada ekstraksi sumber daya. Perusahaan juga bisa menyediakan program buy-back atau refurbish agar umur pakai produk lebih panjang.
Sebagai konsumen, peran saya adalah merawat laptop agar tahan lama, tidak berganti perangkat hanya karena tren, serta menyerahkannya ke tempat e-waste resmi saat tidak digunakan lagi, bukan dibuang ke sampah biasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar